![]() |
Ilustrasi ATM |
Hari ini, sambil ngopi pagi lihat gawai dan intip wa grup. Buka grub Kobalindo ( grup wa koperasi perbankan Pekanbaru sedunia) mau tahu info apa hari ini. Tara.. ternyata hari ini ada pembayaran. Hmm bukalah Livin, betapa kagetnya saldo tertulis 0 Rp.
Kopi yang tadinya sudah dibubuhi gula, terasa semakin pahit. Putar angka 14000 menanyakan apa pasal rekeningku jadi nol. Sudah ditanya sana sini sama abang-abang di 14000 eh siabang cuma kasih tahu "bapak harus ke kantor cabang untuk buka rekeningnya". ya sudah...
Kopiku kutelan habis sampai ampasnya, syukur saja bukan kopi tubruk yang ku minum. Setelahnya berangkat ke Kantor Cabang Mandiri Marpoyan, di sana nganteri sampai menjelang zuhur karena mendapat nomor 12 dilayani hampir di jam 12. Kopi yang tadi diminum di rumah terasa semakin pahit dikerongkongan menunggu tanpa asupan cairan dan kepala pusing.
Setelah citcat dengan petugas CS pakai difotokopi buku tabungan, ktp dan atm eh jawabnya sama saja mereka tak bisa buka rekeningnya saat ini. " Nanti kami kabari melalui hp bapak".
Tapi dari bisikan-bisikan sesama CS saya mendengar bahwa diminta Blokir Sama R***, "Nasabah Mandiri Sudirman Bawah."
Karena saya tak puas dengan jawaban Kakak CS ini, saya kembali pulang dulu. Habis shalat zuhur saya tancap gas ke Mandiri Sudirman Bawah. Di sana pun nganterinya minta ampun banyaknya. Saya dapat nomor 20, pas saya di sana baru nomor 12 yg dilayani oleh hanya 2 orang petugas CS.
Setelah menunggu sampai pukul 15:30 Wib baru dilayani sementara itu pintu bank itu sudah dipasang pentungan sama satpam di Pukul 15:00, saya jadi nasabah terakhir.
Setelah cit cat, hasilnya diakui Nasabah R**** mengadukan nomor rekening bapak untuk diblokir karena ada indikasi penipuan. Daaar!
Sungguh terlalu, menganggap saya sebagai penipu , "Talongsong paja ko mah," kata saya dalam hati, bertambah pahitlah rasa kopi pagi tadi.
Saya ceklah satu per satu struk transaksi ditemukanlah nama R***** itu yang bertransaksi di Pukul 7:53 pagi dan saya lihat video CCTV ternyata yang melakukan penarikan seorang perempuan.
Saya sampaikan ke Pihak Bank Mandiri, saya ini agen Mandiri dan membantu Mandiri berhubungan dengan nasabah, kenapa saya yang dirugikan. Orang datang dengan kartu ATM dan Pin apa urusan saya menanya ini rekening siapa dan ibu siapanya?
Jawab orang Mandiri : di klausul pembukaan rekening ada tertulis bahwa Mandiri Bisa memblokir rekening yang terindikasi ada penipuan. Terus saya tanya apa dasar rekening saya dikatakan rekening penipuan?
Mereka hanya menjawab karena kalau nasabah datang dengan surat lengkap dan aduan polisi dan mengatakan ada indikasi penipuan kami memblokir rekening tersebut.
Kemudian dia berkelit lagi bahwa yang memblokir pusat melalui 14000 padahal dia katakan tadi orang datang dengan dokumen lengkap dan surat aduan polisi.
Nah, sekarang saya sudah buktikan, kalau saya bukan penipu, tolong buka rekening saya sekarang. Masih saja menunggu sampai pukul 16:30 di sana ternyata Pihak Mandiri tidak bisa juga membuka rekening tersebut karena katanya harus dicabut dulu atau konfirmasi dulu ke orang yang minta memblokir.
Deerrrr!!! Kali ini kopi pagi benar-benar terasa pahit sampai sore. Ampun dah! Sebegitu gampang pihak Bank memblokir rekening orang lain hanya dengan dasar aduan, tanpa meneliti rekening siapa dan konfirmasi siapa orangnya.
Sejatinya kalau rekening orang itu bermasalah, atau kartu ATM hilang dan lainnya jangan lah rekening orang menerima transferan yang tidak tahu apa-apa yang dijadikan sasaran. Cukup rekening itu aja diblokir jangan sampai saldo berikut keluar lagi dari rekening yang bersangkutan.
Apalagi rekening agen perbankan yang membantu bank melancarkan urusan nasabah. Agen bank kan tidak boleh nanya pin dan ini rekening siapa yang bertransaksi di outletnya. Paling agen hanya menyodorkan mesin EDC membantu masukin kartu ATM, pinnya yang masukin juga orang yang bertransaksi atau nasabah yang datang menarik tunai, terus setelah transaksi berhasil ditandai dengan Approved dari bank pemilik rekening dengan struk keluar dari mesin EDC, agen bank tinggal mengeluarkan dana dari brangkasnya sesuai nilai yang diminta untuk diberikan kepada orang yang menarik tunai tersebut. Sisanya urusan pribadi nasabah itu.
Tidak fair kalau persoalan itu dibebankan ke Agen Bank. Terus kerugian peluang transaksi selama rekening diblokir siapa yang menanggung? Nah, kan kopi yang seharusnya sedap diminum jadi makin pahitnya bagi saya agen perbank kan yang diblokir rekeningnya.
Comments
Post a Comment